Sabtu, 19 Desember 2015

Pa'ladingan Warning Listrik

Senin 14/12/2015 setelah menunaikan shalat ashar say menuju rumah k hilda karena telah janjian untuk pergi mencat RBM kami... tiba di sana setelah mengetok pintu dan memanggil k hilda beberapa kali tapi tak kunjung ada jawaban... saya kemudian duduk di kursi teras yang tersedia.. beberapa menit kemudian, cuaca yang begitu cerah berbalik 180° menjadi kelam dan langsung menumpahkan butiran airnya...karena k hilda g  kunjung keluar maka saya langsung menuju rumah tetangga k hilda yang sementara di renovasi... 

Setelah salah seorang pemuda menjolok mangga yang berada di halaman rumah itu... kemudian kami bersihkan dan  ngerujak... mangganya udah mengkal dan udah tidak terlalu kecut jadi makin mantap rasanya di tambah campuran kecap ABC dan cabe asli pa'ladingan makin tajam rasanya... sore itu akan di gunakan untuk mengangkut timbunan depan rumah untuk meratakan rumah bagian belakangnya oleh pak risal.. salah seorang warga dusun lurayya yang merupakan besan dari pemilik rumah yang di renovasi tersebut.. ketika anggotanya bekerja, saya, pak risal dan 3 anggota karang taruna berbincang bincang mengenai renovasi rumah tersebut sampai tiba-tiba listrik di desa ini padam.

Beberapa menit setelah padam, melintas mobil PLN di lengkapi dengan tangganya... pasti dari menjolok tiang itu supaya listrik padam ...kemudian sebagai warga pak risal menceritakan keluh kesahnya yaitu mengenai tagihan listrik di rumahnya yang berjuta juta... begitu juga dengan sebagian besar warga desa pa'ladingan...beliau mulai membandingkan listrik di rumahnya dengan rumah pak dusun.. di rumahnya hanya 450 dengan kulkas dan mesin cuci tapi tagihan listriknya bulan ini meningkat tajam sampai jutaan sementara di rumah kepala dusun listriknya 900 dengan kulkas ,  mesin cuci,  dan tentunya mesin ketan kayu.. toh tagihannya lebih rendah... di sisi lain katanya petugas PLN biasa memutus kabel yang di sambung ke kebun warga karena kalau ada listrik maka hama babi hutan tidak masuk di kebun... tapi petugas itu melarang sehingga warga banyak yang kesal dan berharap ada penjelasan sejelas-jelasnya mengenai listrik terutama di desa pa'ladingan... kalau ada petugas dari ibu kota maka warga akan adu argumen siapa sebenarnya yang mencuri????  Yang menyambung di rumah yang ada meteran listriknya atau yang menyambung langsung ke trafo tanpa meteran ???  Karena banyak sekali warga lain yang menggunakan itu dengan iuran tetap setiap bulannya ke petugas yang ada di desa ini...


Walaupun listrik masih padam tapi kami segera bubar mengingat waktu shalat magrib tinggal sedikit dan juga kampung tengah mulai mengeluarkan bunyi tanda bahan bakar hendak di isikan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Friend's Blog